MANUSIA IBARAT MANGKUK

Judul di atas seakan mengkerdilkan manusia, menyepelekan manusia. Namun janganlah anda simpulkan dulu sebelum membaca tulisan ini secara menyeluruh. Sifat dari mangkuk adalah dia punya kapasitas maksimal untuk memuat sesuatu. Jika telah penuh maka apapun yang kita masukkan ke dalamnya akan tumpah. Ataupun jika tidak tumpah maka sesuatu yang telah ada didalamnya lebih awal akan tergantikan dengan sesuatu yang kita masukkan di akhir. Sebagai contoh; jika pertama kita masukkan air penuh ke dalamnya, kemudian kita masukkan pasir, maka takarannya akan sama, artinya air itu akan tumpah digantikan oleh pasir.
Lalu bagaimana penjelasan manusia diibaratkan mangkuk? mangkuk tiap idividu beda besarnya. Seiring bertambahnya pengalaman dan ilmu yang kita miliki maka mangkuk kita itupun akan membesar..  Karena proses pembesaran mangkuk kita itu proses dari bertambahnya ilmu, maka saat mangkuk itu membesar maka penuh jualah mangkuk kita itu.


Namun jangan jangan kira mangkuk itu tidak terus penuh! karena seiring perjalanan hidup kita maka proses kehidupan akan mengurangi esensi isi mangkuk itu. Jika kita sudah mempuyai mangkuk besar maka makin berat pula tanggungjawab kita untuk mengisi mangkuk itu dengan kebajikan-kebajikan.

Pernahkah anda suatu ketika merasa apa yang anda lakukan itu masih kurang, masih belum maksimal? nah pada saat itulah mangkuk anda belum terisi kebajikan secara penuh.

Lalu... lebih baik mana mangkuk kecil dengan mangkuk besar? sudah barang tentu lebih baik mangkuk besar, meskipun dari segi tanggungjawab akan lebih besar pula. Oleh karena itu kewajiban orang yang memiliki pengetahuan lebih maka tingkat tanggungjawabnya lebih besar pula.

Mari kita besarkan mangkuk kita, dan senantiasa kita isi dengan kewajiban-kewajiban untuk memenuhi mangkuk itu dengan kebajikan-kebajikan.
Wallhu a'lam...


No comments:

Post a Comment

Terima kasih...semoga Anda bahagia..