Mutasi Kerja: Bagaimana menyikapinya?

Kenyamanan dan enjoy seseorang dalam bekerja akan sangat berpengaruh dengan kualitas kerjanya. Kenyamanan itu dapat diperoleh dari harmonisasi beberapa unsur dalam kerja, mulai dari kesesuaian kerja dengan minat bakatnya, keselarasan antara usaha dan rewardnya, kecocokan teman satu kantornya, hubungan dengan atasannya, dan masih banyak hal lainnya.

Sebaliknya, ketiadaan keselarasan antara bidang kerja dengan minat, usaha dengan reward, kecocokan teman sekantor, hubungan dengan atasan akan menciptakan suasana kerja yang kurang nyaman akan menghasilkan kualitas kerja yang rendah. Penyebab lain manakala bekerja itu dilakukan dalam waktu yang sangat lama di bidang yang sama. Bisa jadi orang itu terlalu lama pada posisi tertentu maka akan mengalami stagnasi inovasi, tidak ada gebrakan-gebrakan baru yang dilakukan. Pekerjaannya hanyalan sebuah rutinitas tanpa mau menciptakan hal-hal baru.

Di sinilah peran pihak manajemen dalam mengatur penempatan/posisi seseorang dalam kantornya. Bahasa lainnya adalah mutasi kerja. Mutasi kerja haruslah dilakukan setelah melalui proses evaluasi dan analisis SWOT. Hal ini berguna sebagai penyegaran yang akhirnya diharapkan ada inovasi-inovasi muthakhir dalam setiap lini setelah ada mutasi tersebut.

Apa itu mutasi? Mutasi atau perputaran kerja merupakan salah satu cara bagi manajemen organisasi untuk mengurangi kejenuhan bagi karyawan terhadap tugas-tugas lamanya, sehingga karyawan menjadi termotivasi menghadapi tugas-tugas barunya. Mutasi juga merupakan salah satu strategi organisasi untuk mempersiapkan para karyawannya dalam menghadapi perubahan.

Mutasi dapat dijumpai di perusahaan, di pemerintahan, di kelurahan, di sekolahan perlu dilakukan mutasi. Coba banyangkan jika tidak ada mutasi dalam sebuah organisasi! Akan terjadi dua hal: pertama seseorang terlalu menikmati zona nyaman yang akhirnya karena merasa nyaman tidak mau berpindah dan timbul rasa takut bila ia dimutasi. Kedua kejenuhan akan terjadi dan monoton tidak ada inovasi-inovasi baru.

Bagaimana sikap kita menghadapi mutasi? Ada yang merasa ketakukan yang sangat.. sebaliknya ada yang merasa biasa-biasa saja. Lalu bagaimana sikap yang baik itu? Kita harus siap menerima mutasi dari atasan. Kita harus siap menerima perubahan bagaimanapun. Manajemen yang baik akan mencari win-win solution dalam memberlakukan mutasi ini.

Sebagai pihak manajemen akan sangat dikagumi bilamana yang akan dimutasi diajak diskusi terlebih dahulu. Dengan demikian akan terhindar dari salah faham maksud dari mutasi yang dilakukan, karena tidak jarang mutasi menimbulkan kecacauan dalam organisasi akibat cara mutasi yang dilakukan.

Sebagai orang yang dimutasi, maka hal yang dilakukan adalah terus berupaya yang terbaik di tempat baru.  Pelajari hal baru akan menambah wawasan kita. Positif thingking. Perubahan merupakan suatu keharusan, karena organisasi yang tidak mau berubah maka cenderung mengalami bangkrut lebih cepat. Sebaliknya organisasi yang terlalu sering berubah-ubah juga cenderung kurang bisa berkembang secara optimal. Jadi mutasi dilakukan tidak terlalu lama juga tidak terlalu cepat.

Mari kita pupuk kembali iman dalam diri, bahwa jika kita bekerja optimal serta maksimal maka Allah akan membalas lebih dari yang kita minta. Wallahu a’lam.

No comments:

Post a Comment

Terima kasih...semoga Anda bahagia..