KETERAMPILAN BERTANYA

Ide postingan ini muncul sesaat setelah saya bertanya pada Kasi Mapenda dua minggu lalu. Di mana saat itu setelah selesai bertanya (belum juga Kasi Mapenda menjawab) ada suara dari sekelompok ibu-ibu "Dari mana saja Pak.... gitu kok ditanyakan.. cck....." dengan nada  meremehkan. Perlu diketahui audien yang ada di aula itu semua adalah guru.

Coba bayangkan bagaimana jika ini terjadi pada murid, yang memang belum jelas terhadap penjelasan guru kemudian bertanya kepada guru. Apa yang diharapkan dari murid yang bertanya ini? Tentunya jawaban dari sang guru yang penuh dengan senyum keramahan. Tidak jarang yang terjadi adalah : Sang guru menghardik dengan ucapan "Tadi dijelaskan gak ndengarkan ya.., mainan saja kamu ini.."; 
Jika demikian yang terjadi, maka sang guru telah memutus tunas keberanian yang muncul dari anak. Akibatnya keterampilan bertanya yang semestinya tumbuh subur, layu sebelum tunas tumbuh dengan sempurna. Sebagai seorang guru Bahasa Indonesia sering saya sampaikan kepada murid, suatu hal yang luarrbiasa jika mereka bisa menaklukkan rasa malu dan takut untuk bertanya. Salah bertanya lebih baik dari pada tidak pernah salah bertanya karena memang tidak pernah bertanya. Artinya berani bertanya itu saja sudah merupakan point yang bagus dalam kebahasaan.
Ada beberapa alasan orang bertanya :
  1. Memang ingin tahu yang belum diketahuinya.
  2. Ingin menguji yang ditanya, apakah bisa menjawab. Padahal sang penanya sudah tau.
  3. Ingin membantu memperjelas audien yang lain. Sebenarnya dia paham, tapi ia menangkap bahwa penjelasan narasumber belum bisa ditangkap dari sebagian besar audien.
Mari sekarang kita balik, bagaimana seni seorang guru bertanya kepada murid. Ada beberapa tujuan seorang guru bertanya kepada murid. Tiap tujuan mempunyai cara tersendiri dalam menyampaikan 
  1. Guru bertanya, kemudian langsung menunjuk nama anak. Ini digunakan untuk menguji kemampuan anak tertentu saja yang dipilih guru. Kelemahannya anak yang tidak disebut namanya tidak ikut mencari jawaban.
  2. Guru bertanya, kemudian menawarkan siapa yang bisa menjawab. Ini digunakan untuk mengetahui dari sekian anak berapa yang bisa menjawab yang ditandakan dengan mengangkat tangan.
  3. Guru bertanya, memberikan waktu beberapa saat kemudian baru menunjuk nama anak. Ini digunakan agar semua siswa ikut memikirkan jawaban (mungkin saya yang ditunjuk oleh guru), baru kemudian guru menunjuk satu nama.
  4. Guru menunjuk nama, kemudian baru menyampaikan pertanyaan. Yang ditunjuk biasanya anak yang ramai atau anak yang tidak memperhatikan guru, tujuannya untuk menguji dan memberi peringatan agar kembali fokus pada materi.
Semoga bermanfaat.

No comments:

Post a Comment

Terima kasih...semoga Anda bahagia..