Pukul 00.00 kurebahkan badan ‘n pejamkan mata yang telah memerah. Kelopak mata dah tertutup ‘n yang terdengar hanya detakan 2 jarum jam dalam kamarku. Pikiran ini terusik dengan sebuah stagtemen yang diputuskan dalam rapat tadi pagi. Kubangun dan menghidupkan laptop dan menulis sesuatu yang mengganjal di hati ini…. Ada yang ganjil… ya.. ada yang gajil… Tuhan kusebut namaMu, kuminta bimbingan dengan hal yang ada dihadapku… kita tidak ingin membuat keputusan yang salah hanya karena kurang jernih dalam berfikir kedepan…. berfikir dari satu sudut pandang, bukan dari berbagai sudut….
Aku tulis ini sebagai buah luapan hati dari setitik ‘cahaya’ yang telah menggugah dan mengusik pikiranku… Mari kita berfikir jernih… mari kita memandang dari beberapa sudut kacamata (KM)<>
Jikalau kita sebagai pendidik, kita akan berfikir………………………………
Jikalau kita sebagai orang tua, kita akan berfikir………………………………
Jikalau kita tempatkan diri kita sebagai siswa, kita akan berfikir……………
Jikalau kita memandang sebagai masyarkat, kita akan berfikir ……………..
Jikalau kemudian hari seorang anak yang kita pikir itu pas-pasan ternyata sukses dan berhasil, apa yang terbenak dihati kita ……………………….
Sebelum jauh membaca ini… Saya berharap kita bisa mengenyampingkan dulu kata-kata “Keputusan sudah di dook!, kenapa tidak sebelumnya!”. Lalu saya balik bertanya “Seandainya jika bertahun-tahun kita telah memakai produk yang kita anggap itu asli, ternyata dikemudian hari kita tau kalau produk itu palsu, apakah kita akan tetap memakai produk tersebut?” tentu tidak bukan. Lalu kalau ternyata (“ternyata”) keputusan yang kita buat kemudian kita kaji lagi dan mendapatkan kesimpulan yang berbeda, apakah kita akan gunakan keputusan yang awal, tentu tidak bukan.
Saya tidak tau tulisan ini saya tulis untuk siapa… tapi tangan ini terus ingin menulis apa yang ada di hati ini.
Tentu tadi padi kita ingat kata-kata bapak “kita tidak hanya dititipi children not problem only, but children problem juga”. Saya tidak tau mau nulis apa lagi… atau pantaskah ini saya tulis. (tentu saudaraku tau kebimbangan saya dari coretan ini). Saya lanjut… langsung aja.. misalkan ada seorang anak tidak lolos kemudian ternyata setelah beberapa saat kita sadari ada yang lebih dibawah anak itu tetapi ia lolos, apakah hati ini tenang??? Tuhan… bimbinglah kami ini. Tuntunlah kami dalam mengambil keputusan.
Coretan terakhir; kebimbangan penulis ini bisa juga salah, disebabkan kacamata yang dipakai salah, hanya penulis belum menyadari. Oleh Karena itu penulis meminta nasihat dari sadaraku semua.
Wallahu a’lam..
No comments:
Post a Comment
Terima kasih...semoga Anda bahagia..